Tape Khas Bondowoso Asli Manis...yang Lain...Tau' Dech...!!!

Yang Khas Dari Kota Bondowoso

 Saat pertama kali mendengar kata 'Bondowoso', pasti yang terlintas dipikiran kita adalah 'TAPE'....  Yuppz..makanan khas kota Bondowoso yang tebuat dari ketelah pohon yang telah difregmentasi ini memiliki cita rasa yang khas, rasa manis yang didapat dari tape ini bukan berasal dari pemanis buatan, tetapi ini asli lhoo...
     Keistimewaan Tape Bondowoso yang manis, keset dan tahan lama ini sudah terkenal di seluruh Indonesia, khususnya di pulau Jawa. Makanan yang biasanya dikemas dalam 'besek' (anyaman dari bambu yang berbentuk kotak) ini sangat cocok dipakai sebaga oleh-oleh. Selain tape original (tape besek), hasil olahan tape sangat beragam seperti suwar-suwir, tape bakar, dodol tape, prol tape hingga brownis tape yang mungkin belum pernah pembaca coba. 

        Terdapat beberapa toko penjual tape yang sangat dikenal dengan produk-produknya dan mulai tersebar di beberapa kota seperti Tape 82, Tape 31, AGAPE. Tetapi pembaca harus berhati-hati dan jeli jika membeli tape diluar kota Bondowoso yang memberikan lebel Tape Asli Bondowoso pada produknya, karena jika tidak makan anda akan mendapati tape bajakan alias tape oplosan. Anda dapat memperoleh produk olahan tape ini di kawasan pertokoan Jl. PB. Sudirman atau yang lebih di kenal Pecinan, Jl. Teuku Umar dan Jl. Veteran Bondowoso dengan harga sangat variatif dan terjangkau serta kualitas rasa yang sangat menggugah selera konsumen.  

Read Users' Comments (1)komentar

Open Souce Reporting

Blogger...terkadang menulis itu membutuhkan inspirasi http://www.emocutez.com....begitu juga blog ini terinspirasi oleh kearifan lokal yang dimiliki oleh kota Bondowoso...http://www.emocutez.com
Nah...untuk next issue...aku butuh pendapat para blogger & mungkin buat blogger yang punya info or anything tentang tema ini, boleh donk bagi-bagi....http://www.emocutez.com

1. All About Tape Bondowoso
2. New Rafting Destination "Bosamba Rafting"
Please...aku butuh pendapat kalian..OK..thx yaaaaa...http://www.emocutez.com

Read Users' Comments (6)

Singo Ulung, Kesenian Barongsai dari Bondowoso

 Liputan6.com, Bondowoso: Kesenian rakyat di Tanah Air biasanya tak hanya tampil sebagai pengungkapan rasa keindahan atau sekadar bentuk hiburan belaka. Lebih dari itu, kesenian tersebut hidup di tengah komunitas pendukungnya sebagai bagian atau pelengkap dalam sistem kehidupan sehari hari. Kesenian Singo Ulung dari Bondowoso, Jawa Timur, misalnya. Kesenian ini hidup sebagai bagian dari rasa syukur masyarakat setempat atas karunia yang telah dilimpahkan Tuhan Yang Maha Esa.

Nama Singo Ulung diambil dari tradisi bersih desa dari Desa Blimbing, Kecamatan Kelabang, Bondowoso. Kesenian Singo Ulung adalah perpaduan dari seni tari topeng dan ojung yang biasanya sebagai tradisi untuk meminta datangnya turun hujan. Koloborasi kesenian tersebut dikemas dalam bentuk tari pertunjukan.

Munculnya tokoh kharismatik yang memiliki kesaktian ditampilkan penari topeng yang diiringi tokoh adat, permaisuri, dan pasukan berupa tiga ekor singa. Tokoh tersebut perwujudan seorang demang yang mengaktualisasikan wangsit yang diterimanya agar desa tetap mempertahankan kesejahteraan rakyat desa. Di saat inilah, tampil tarian ojung atrau dua murid satu perguruan yang beradu fisik dengan saling pukul dengan rotan. Klimaks penampilan kesenian rakyat ini sendiri terjadi ketika tiga Singo Ulung unjuk kebolehannya dengan berbagai atraksi.

Penampilan Singo Ulung memang sepintas seperti barongsai. Tapi, hal tersebut dibantah Sugeng, pimpinan dan pengemas kesenian ini. Menurut Sugeng, Jauh sebelum masuknya kesenian Cina itu ke Indonesia atau sekitar 511 tahun lampau, kesenian Singo Ulung sudah ditampilkan di Tanah Air, khususnya di Bondowoso.(ORS/Agus Ainul Yaqin)
 
Sumber : http://berita.liputan6.com/daerah/200405/77756/class=%27vidico%27

Read Users' Comments (0)

Singo Ulung on YouTube

Singo Ulung On YouTube

Read Users' Comments (0)

Kesenian Singo Ulung Bondowoso Bukan Barongsai


    “Ronteg Singo Ulung” mungkin nama ini belum familiar di telinga para blogger, yaaa...kesenian asal Bondowoso ini sebenarnya telah lama ada, namun baru beberapa tahun belakangan ini mulai diangkat kepermukaan. Kesenian ini sebetulnya berasal dari upacara adat yang telah dikemas sedemikian rupa sehingga menjadi sangat atraktif. Berasal dari desa Blimbing, Singo Ulung merupakan upacara adat "Bersih Desa Blimbing" yang selalu diadakan setiap tahun (bulan Sya'ban / Ruwah).Pertunjukan ini sepintas memang mirip dengan kesenian asal cina "Barongsai", namun sebenarnya ini sangat berbeda.
      Pertunjukan ini diawali dengan rombongan pemain yang melakukan prosesi sesaji. Kemudian disusul oleh seorang tokoh adat berpakaian dan bersorban putih membawa dupa yang dibakar, kepulan asap tersebut menghadirkan suasana magis yang terkadang membuat bulu kudung merinding. Pada prosesi awal ini, terdapat dua ekor (kostum) singa putih yang masih belum dikenakan diletakkan di tengah tanah lapang.
      Rombongan naik ke panggung, empat orang pemain Ojung berpakaian hitam-hitam, saling berhadapan dalam posisi jongkok dengan satu lutut di lantai. Keempat tangkai rotan yang dibawanya dipertemukan di tengah. Sementara tokoh adat tadi menuju ke beberapa sudut panggung, menyebarkan dupa ke berbagai arah, kemudian menuju ke para pemain Ojung, dan melakukan hal yang sama. Pemain yang lain, jalan mengelilingi pemain Ojung itu. Semua pemain masuk, kecuali keempat pemain Ojung.
      Kemudian para pemain lantas melemparkan tongkatnya ke belakang, menari, mengambil lagi tongkat rotan dan saling bertarung sepasang-sepasang. Dalam praktek di lapangan aslinya, ini adalah tarian minta hujan. Mereka saling memukul tubuh lawannya, sampai mengeluarkan darah, menetes ke tanah, sebagai sebuah persembahan buat bumi. Filosofi dari ritual ini adalah sebagai ritual mengharapkan hujan turun.
      Usai Tarian Ojung, muncullah seorang penari topeng yang menari tunggal Topeng Kona untuk beberapa lama. Dalam kisahnya, dia adalah tokoh bernama Juk Seng, tokoh sakti yang memiliki kekuatan supranatural sehingga bisa bersahabat dengan singa. Kemudian muncullah penari waria (pria berdandan wanita) duet sebentar, lalu menari sendiri. Kemunculan penari yang satu ini agaknya untuk menghibur penonton, karena meski dia berdendang (ngidung) namun kehadirannya lebih dimaksudkan untuk lucu-lucuan (humor).
      Lalu pelan-pelan dari arah belakang panggung muncul seekor singa putih, matanya bercahaya, berjalan pelan menuju sebuah kotak di sudut belakang panggung. Singa itu dengan langkah tenang naik ke atas kotak tersebut. Duduk dan kepalanya bergeleng pelan, matanya terus memancarkan sinar.
      Dalam waktu bersamaan, dua ekor singa muncul didampingi oleh para pengawalnya dari arah samping panggung. Seekor singa melakukan gerakan akrobat, berguling-guling, dua buah singa yang lain menyambut dengan gerakan perlawanan. Kemudian ketiga singa tersebut bergabung membentuk formasi piramida layangnya gadis-gadis cheer Leaders yang sedang beraksi.
     Kemudian muncullah beberapa anak kecil, membawa bingkisan ke sudut panggung, namun salah satu singa “menggigit” anak itu, dibawa dengan giginya, sampai dilepaskan kembali oleh pengawal. Penontonpun menjadi histeris, teriakan ngeri penonton menambah ketegangan suasana pertunjukkan. Singa-singa itu tidak bermaksud menggigit anak-anak tersebut, namun hanya mengambil bungkusan tape dengan giginya, kemudian diberikan pada tamu kehormatan.
      Pertunjukkan Singo Ulung ini mencapai klimaks ketika terjadi pertarungan seru antartiga singa tersebut. Kemudian keempat orang pengawal yang sejak tadi berusaha mengendalikan kebringasan singa-singa tersebut agak kewalahan, meski akhirnya mampu menghentikan pertarungan.
Ini merupakan salah satu pertunjukan yang sangat menarik. Biasanya pertunjukkan “Ronteg Singo Ulung” ini ditampilkan pada acara-acara dalam rangka memperingati hari besar seperti pada saat "Hari Jadi Bondowoso" yang jatuh pada tanggal 16 Agustus.

Read Users' Comments (5)

Kesenian Tradisional Ronteg Singo Ulung

       Singo Ulung ulungSingo tari merupakan seni tradisional dari Kabupaten Bondowoso yang tahunan dilakukan pada ulang tahun ke Bondowoso. Tari tradisional ini diciptakan oleh seorang pria bernama Singo dihormati. Singo adalah nama orang yang datang dari Blambangan. Dia berlari dari Blambangan untuk menyelamatkan diri dan tinggal di desa Blimbing, Kecamatan Klabang - Bondowoso. Singo Ulung dan istrinya Nyi Moena dengan Ki Jasiman, telah membantu dan bekerja sama satu sama lain untuk menciptakan kehidupan yang sejahtera masyarakat di desa Blimbing. Dia peduli tentang sawah dan masyarakat lainnya yang dibutuhkan. Banyak orang bangga tentang dia. Itu sebabnya, Akhirnya dia memilih untuk menjadi kepala desa pertama dari desa Blimbing.
      Suatu hari, ia memiliki ide untuk menciptakan tari tradisional umum disebut "Singo Ulung" yang dimainkan oleh dua orang. Tarian ini telah diiringi dengan musik khusus yang dapat membuat penonton merasa heran. Seni bersama-sama dengan seni Pojian, seni Ojung selalu menunjukkan pada upacara adat yaitu "Bersih Desa Blimbing" yang selalu diadakan setiap tahun (bulan Sya'ban / Ruwah). Di sisi lain, ini pertunjukan seni bisa dinikmati pada saat tahunan "Hari Jadi Bondowoso" tepatnya pada 16 Agustus.

Sumber : http://www.eastjava.com/tourism/bondowoso/singo-ulung.html

Read Users' Comments (1)komentar